JARUM jam menunjukkan pukul 08.00. Sekitar 56 pelajar Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Istiqomah berkumpul di halaman sekolah. Mereka didampingi orangtua masing-masing dan bersiap-siap menuju kawasan pusat industri kecil tempe dan tahu di Jl Wahab Sjahranie Somber, Balikpapan.
Tak lama kemudian, delapan mobil yang bermuatan para murid, orangtua, dan guru bergerak meninggalkan halaman sekolah. Kunjungan ini merupakan salah satu kegiatan ekskul (ekstrakurikuler) 56 pelajar kelas IV SD.
Pukul 10.15, rombongan tiba di Kompleks Industri Kecil Somber (KIKS). Setelah turun dari mobil, para pelajar kemudian mengeluarkan pensil dan lembar kunjungan kerja. Ada 15 pertanyaan yang harus mereka jawab secara tertulis.
Sebelum mereka melihat pengolahan tahu-tempe, ternyata terlebih dulu rombongan ini menuju Inkubator Pembuatan Permainan Anak Edukatif. Cukup lama mereka mendengar penjelasan Evi, Marketing Koperasi KIKKS. Proses pembuatan mainan anak dari kayu limbah diterangkannya secara detail. Para murid pun sibuk mencatat sekaligus mengisi lembaran tugas yang berisi belasan pertanyaan itu.
Selanjutnya mereka beranjak meninggalkan gudang Inkubator Permainan Anak Edukatif, lalu menuju lokasi pengolahan tahu-tempe yang menyatu dengan pemukiman warga. Pengolahan tahu-tempe mirip dapur yang ditata di belakang rumah. Para pelajar perempuan kunjungi pengolahan tahu yang terletak di bagian atas Kantor Koperasi KIKKS, sedangkan pelajar laki- laki ke pabrik tempe yang berada tak jauh dari penampungan limbah air tahu.
Bisingnya suara mesin giling kedelai mengakibatkan para pelajar tidak bisa mendengarkan penjelasan seputar proses produksi tahu, secara jelas. Mereka lebih banyak mengamati karyawan mengaduk cuka dan bubur kedelai serta membalik cetakan tahu yang sudah jadi. Yang cukup menarik perhatian mereka adalah ketika karyawan mengiris tahu. Sedangkan pelajar laki-laki meninjau dapur pengolahan tempe.(m20)
Tribun Kaltim, Senin, 10-03-2008 | 04:00:00
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar