Dates : 1 Sept (Sat) to 7 Sept (Fri)Location : Balikpapan, Indonesia
No of Participants : 16 Pupils
No of Teachers : 2 teachers + principalNames of Schools (Balikpapan) : SMP Nasional KPS & SMPIT Istiqamah
1) Objectives:
a) To provide opportunities for pupils to make global connections through school attachment.
b) To cultivate in the pupils a better understanding of the Indonesian culture, history & environment.
c) To allow pupils to learn the value of service and develop lasting friendships with one another & their peers in Indonesia.
d) To develop pupils’ leadership and interpersonal skills.
e) To instil ruggedness, resilience & strength of character in the pupils.
Bedok Green Secondary Scool
Minggu, 30 Maret 2008
Pelajar SDIT Istiqomah Kunjungi Pusat Industri Tempe
JARUM jam menunjukkan pukul 08.00. Sekitar 56 pelajar Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Istiqomah berkumpul di halaman sekolah. Mereka didampingi orangtua masing-masing dan bersiap-siap menuju kawasan pusat industri kecil tempe dan tahu di Jl Wahab Sjahranie Somber, Balikpapan.
Tak lama kemudian, delapan mobil yang bermuatan para murid, orangtua, dan guru bergerak meninggalkan halaman sekolah. Kunjungan ini merupakan salah satu kegiatan ekskul (ekstrakurikuler) 56 pelajar kelas IV SD.
Pukul 10.15, rombongan tiba di Kompleks Industri Kecil Somber (KIKS). Setelah turun dari mobil, para pelajar kemudian mengeluarkan pensil dan lembar kunjungan kerja. Ada 15 pertanyaan yang harus mereka jawab secara tertulis.
Sebelum mereka melihat pengolahan tahu-tempe, ternyata terlebih dulu rombongan ini menuju Inkubator Pembuatan Permainan Anak Edukatif. Cukup lama mereka mendengar penjelasan Evi, Marketing Koperasi KIKKS. Proses pembuatan mainan anak dari kayu limbah diterangkannya secara detail. Para murid pun sibuk mencatat sekaligus mengisi lembaran tugas yang berisi belasan pertanyaan itu.
Selanjutnya mereka beranjak meninggalkan gudang Inkubator Permainan Anak Edukatif, lalu menuju lokasi pengolahan tahu-tempe yang menyatu dengan pemukiman warga. Pengolahan tahu-tempe mirip dapur yang ditata di belakang rumah. Para pelajar perempuan kunjungi pengolahan tahu yang terletak di bagian atas Kantor Koperasi KIKKS, sedangkan pelajar laki- laki ke pabrik tempe yang berada tak jauh dari penampungan limbah air tahu.
Bisingnya suara mesin giling kedelai mengakibatkan para pelajar tidak bisa mendengarkan penjelasan seputar proses produksi tahu, secara jelas. Mereka lebih banyak mengamati karyawan mengaduk cuka dan bubur kedelai serta membalik cetakan tahu yang sudah jadi. Yang cukup menarik perhatian mereka adalah ketika karyawan mengiris tahu. Sedangkan pelajar laki-laki meninjau dapur pengolahan tempe.(m20)
Tribun Kaltim, Senin, 10-03-2008 | 04:00:00
Tak lama kemudian, delapan mobil yang bermuatan para murid, orangtua, dan guru bergerak meninggalkan halaman sekolah. Kunjungan ini merupakan salah satu kegiatan ekskul (ekstrakurikuler) 56 pelajar kelas IV SD.
Pukul 10.15, rombongan tiba di Kompleks Industri Kecil Somber (KIKS). Setelah turun dari mobil, para pelajar kemudian mengeluarkan pensil dan lembar kunjungan kerja. Ada 15 pertanyaan yang harus mereka jawab secara tertulis.
Sebelum mereka melihat pengolahan tahu-tempe, ternyata terlebih dulu rombongan ini menuju Inkubator Pembuatan Permainan Anak Edukatif. Cukup lama mereka mendengar penjelasan Evi, Marketing Koperasi KIKKS. Proses pembuatan mainan anak dari kayu limbah diterangkannya secara detail. Para murid pun sibuk mencatat sekaligus mengisi lembaran tugas yang berisi belasan pertanyaan itu.
Selanjutnya mereka beranjak meninggalkan gudang Inkubator Permainan Anak Edukatif, lalu menuju lokasi pengolahan tahu-tempe yang menyatu dengan pemukiman warga. Pengolahan tahu-tempe mirip dapur yang ditata di belakang rumah. Para pelajar perempuan kunjungi pengolahan tahu yang terletak di bagian atas Kantor Koperasi KIKKS, sedangkan pelajar laki- laki ke pabrik tempe yang berada tak jauh dari penampungan limbah air tahu.
Bisingnya suara mesin giling kedelai mengakibatkan para pelajar tidak bisa mendengarkan penjelasan seputar proses produksi tahu, secara jelas. Mereka lebih banyak mengamati karyawan mengaduk cuka dan bubur kedelai serta membalik cetakan tahu yang sudah jadi. Yang cukup menarik perhatian mereka adalah ketika karyawan mengiris tahu. Sedangkan pelajar laki-laki meninjau dapur pengolahan tempe.(m20)
Tribun Kaltim, Senin, 10-03-2008 | 04:00:00
PNS Masuk Mal saat Jam Kerja
BALIKPAPAN, TRIBUN - Dalam rangka HUT ke-111 kota Balikpapan pemkot mengadakan kunjungan simpatik, Rabu (13/2). Tujuan pemkot melakukan kunjungan simpatik ke beberapa instansi untuk mendukung visi misi pemkot Beriman (Bersih, Indah, Aman, dan Nyaman).
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) dan Sekolah Menengah Islam Terpadu (SMPIT) Istiqamah menjadi tempat pertama yang dikunjungi.
Menurut jadwal kunjungan, Walikota Imdaad Hamid seharusnya memimpin rombongan. Namun karena berhalangan maka digantikan Wakil Walikota Rizal Effendi. Dalam kunjungan simpatik itu Wawali didampingi Plh Sekretaris Daerah Suryanto dan beberapa staf pemkot. Di SDIT dan SMPIT Istiqamah, Wawali disambut Manajer SDIT/SMPIT Istiqamah Maryam bersama Kepala Sekolah SDIT Lista Pritanti, pengurus yayasan Nani Herminantoko serta para guru.
Dalam sambutannnya, Maryam menyampaikan rasa kebanggaan karena kota Balikpapan yang kondusif, bersih dan aman. SDIT yang dipimpinnya akan mendukung visi misi Pemkot demi kebaikan generasi mendatang terutama Madinatul Iman. "Sekolah kami akan mendukung visi misi Pemerintah Kota Balikpapan agar anak-anak yang kita didik disini mendapat pendidikan yang baik sesuai dengan kota Madinatul Iman," ujar Maryam.
Tantangannya kata Maryam, saat ini kita dihadapkan dengan anak-anak yang berseragam sekolah tetapi masuk mal saat jam pelajaran. Menghindari hal ini tentu perlu kerja sama antar pihak agar pemasalahan ini tidak berlarut-larut. Wawali dalam dalam sambutannya juga mengucapkan hal yang sama. "Jangankan anak-anak sekolah memakai seragam masuk mal. Di kalangan PNS juga ada yang memakai seragam pada saat jam kerja masuk mal," ujarnya.
Usai memberikan sambutan, Wawali diminta untuk memotong kue ultah.Keluar dari ruang guru, Wawali berserta rombongan berkeliling sekolah melihat hasil karya siswa-siswi berupa hidroponik. "Hidroponik merupakan sistem penanaman tumbuhan sayur atau bunga tanpa menggunakan tanah," kata salah satu guru kepada Wawali. Wawali juga melanjutkan kunjungan simpatik ke RT 60 dan RT gabungan Kelurahan Klandasan Ilir, PT Sinar Mas Wisesa dan kantor Lurah Gunung Bahagia. (m19)
Lakukan Syok Terapi
MENGENAI kedisiplinan PNS di lingkungan Pemkot Balikpapan, Wawali Rizal Effendi menegaskan, ada cara untuk melakukan syok terapi di kalangan PNS. "Saya sebenarnya tidak suka cara-cara razia, tetapi kita akan tetap melakukan syok terapi," katanya.
Syok terapi kata Rizal seperti teguran lisan, teguran tertulis dan pernyataan tidak suka. Kalau memang sampai teguran tidak digubris dan yang bersangkutan masih mengulang kesalahan maka ada penurunan pangkat, penurunan gaji bahkan sampai pemecatan.
Soal wacana polisi sosial, kata Wawali masih dalam kajian. Jangan sampai ini nanti jadi bumerang pemkot. "Jangan sampai juga nanti ada ibu-ibu yang baik ikut terjaring dalam razia," ujarnya.
Kepada wartawan yang menyertai kunjungan simpatik, Wawali kembali mengungkapkan kondisi kota dalam Siaga II karena cuaca buruk. Karena itu kepada para jajaran camat dan lurah diminta untuk memantau wargnya jika terjadi bencana, agar ditangani dengan cepat.m19)
Tribun Kaltim, Kamis, 14-02-2008 | 11:31:28
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) dan Sekolah Menengah Islam Terpadu (SMPIT) Istiqamah menjadi tempat pertama yang dikunjungi.
Menurut jadwal kunjungan, Walikota Imdaad Hamid seharusnya memimpin rombongan. Namun karena berhalangan maka digantikan Wakil Walikota Rizal Effendi. Dalam kunjungan simpatik itu Wawali didampingi Plh Sekretaris Daerah Suryanto dan beberapa staf pemkot. Di SDIT dan SMPIT Istiqamah, Wawali disambut Manajer SDIT/SMPIT Istiqamah Maryam bersama Kepala Sekolah SDIT Lista Pritanti, pengurus yayasan Nani Herminantoko serta para guru.
Dalam sambutannnya, Maryam menyampaikan rasa kebanggaan karena kota Balikpapan yang kondusif, bersih dan aman. SDIT yang dipimpinnya akan mendukung visi misi Pemkot demi kebaikan generasi mendatang terutama Madinatul Iman. "Sekolah kami akan mendukung visi misi Pemerintah Kota Balikpapan agar anak-anak yang kita didik disini mendapat pendidikan yang baik sesuai dengan kota Madinatul Iman," ujar Maryam.
Tantangannya kata Maryam, saat ini kita dihadapkan dengan anak-anak yang berseragam sekolah tetapi masuk mal saat jam pelajaran. Menghindari hal ini tentu perlu kerja sama antar pihak agar pemasalahan ini tidak berlarut-larut. Wawali dalam dalam sambutannya juga mengucapkan hal yang sama. "Jangankan anak-anak sekolah memakai seragam masuk mal. Di kalangan PNS juga ada yang memakai seragam pada saat jam kerja masuk mal," ujarnya.
Usai memberikan sambutan, Wawali diminta untuk memotong kue ultah.Keluar dari ruang guru, Wawali berserta rombongan berkeliling sekolah melihat hasil karya siswa-siswi berupa hidroponik. "Hidroponik merupakan sistem penanaman tumbuhan sayur atau bunga tanpa menggunakan tanah," kata salah satu guru kepada Wawali. Wawali juga melanjutkan kunjungan simpatik ke RT 60 dan RT gabungan Kelurahan Klandasan Ilir, PT Sinar Mas Wisesa dan kantor Lurah Gunung Bahagia. (m19)
Lakukan Syok Terapi
MENGENAI kedisiplinan PNS di lingkungan Pemkot Balikpapan, Wawali Rizal Effendi menegaskan, ada cara untuk melakukan syok terapi di kalangan PNS. "Saya sebenarnya tidak suka cara-cara razia, tetapi kita akan tetap melakukan syok terapi," katanya.
Syok terapi kata Rizal seperti teguran lisan, teguran tertulis dan pernyataan tidak suka. Kalau memang sampai teguran tidak digubris dan yang bersangkutan masih mengulang kesalahan maka ada penurunan pangkat, penurunan gaji bahkan sampai pemecatan.
Soal wacana polisi sosial, kata Wawali masih dalam kajian. Jangan sampai ini nanti jadi bumerang pemkot. "Jangan sampai juga nanti ada ibu-ibu yang baik ikut terjaring dalam razia," ujarnya.
Kepada wartawan yang menyertai kunjungan simpatik, Wawali kembali mengungkapkan kondisi kota dalam Siaga II karena cuaca buruk. Karena itu kepada para jajaran camat dan lurah diminta untuk memantau wargnya jika terjadi bencana, agar ditangani dengan cepat.m19)
Tribun Kaltim, Kamis, 14-02-2008 | 11:31:28
Langganan:
Postingan (Atom)