Senin, 16 Juli 2007

SDIT Istiqomah, Termahal tapi Peminatnya Berjibun

Sekolah-sekolah Favorit di kota Minyak (1)
Meski terbilang pemain baru SD Islam Terpadu Istiqamah yang menawarkan pelayanan pendidikan berbasis agama Islam langsung mencuri perhatian. Baik karena "tarif" sekolah yang melangit dan menempatkannya pada jajaran sekolah elite, maupun kualitas mereka yang di atas rata-rata. Tak disangkal banyak warga mengeluhkan tingginya biaya untuk masuk di sekolah itu. Namun Benarkah pendidikan mahal akan melahirkan kualitas yang tinggi atau sebaliknya? Bagaimana sebenarnya sistem pendidikan yang ditawarkan oleh pengelola Istiqamah sendiri?

Begitu hendak memasuki deretan ruang kelas, kita diharuskan menanggalkan alas kaki. Kenapa begitu? Menurut Kepala Sekolah SD Islam Terpadu Istiqamah, Hj Maryam, Islam menekankan kebersihan pada setiap individu. Hal ini lebih bertimbang pada kegiatan rutin melaksanakan sembahyang Lohor berjamaah setiap hari murid sekolah ini. "Imamnya adalah salah satu murid yang bertugas bergilir menurut daftar absen," kata Maryam, "Demikian pula khatibnya," imbuhnya.

Istiqamah tidak serta merta masuk ke dalam pusaran jasa pelayanan pendidikan yang kini semakin ramai dengan konsep yang kerap sekolah negeri gunakan. Kesungguhan pengelolanya ditunjukkan dengan menggelar tes pengujian tingkat kemandirian para calon murid sebelum menerimanya. Tes kemandirian ini dirasa penting pihak sekolah ini, karena berdasar pada pengalaman yang mereka temui setiap tahun ajaran baru: ada saja murid yang belum bisa memasang sepatu, makan sendiri, atau ke belakang untuk buang air. "Berguna pula agar tidak merepotkan para guru yang semestinya sudah harus mengajar," kata Maryam.

Diakui oleh Maryam, penilaian warga Balikpapan terhadap sekolah yang dipimpinnya cenderung beragam. Tapi rata-rata menyorot SPP yang dipasang pihaknya-yang menyebabkan keraguan di kalangan orang tua calon murid untuk memasukkan anak mereka ke Istiqamah. "Itulah konsekuensi yang mesti kita terima untuk sistem pendidikan yang selangkah lebih maju," kata Maryam. Ditambahkan pula oleh Maryam, tidak semua muridnya adalah orang yang mampu. Pembiayaan pendidikan yang dilakukan di Istiqamah adalah subsidi silang. Yang mampu diharapkan membayar lebih untuk menutup segala yang mesti dibayar orang tua yang tidak mampu.

Soal ini ia pun memberi bukti. Ketika penerimaan murid baru 29 April hingga 28 Mei lalu, warga Balikpapan tidak segan untuk mengantarkan anaknya mendaftar di sana. Kurang lebih 100 anak didaftarkan di sekolah ini, meski kemudian Istiqamah hanya bisa menampung 68 murid baru.

'Desak-desakan' yang terjadi itu tampaknya karena bahan-bahan ajaran yang menjanjikan. Bahasa Inggris dan Keterampilan Komputer adalah materi yang menjadi unggulan Istiqamah. Tidak tanggung-tanggung, kedua materi itu diajarkan langsung untuk kelas satu. Menurut Maryam, tahap pengenalan kata (vocabulary) diajarkan pada murid kelas I dan II. Sementara di kelas tiga, sambil dituntun dalam penguasaan kata, juga dicoba pula untuk masuk dalam pengunaan kata itu dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, murid di kelas IV, V, dan IV dilatih untuk bisa menggunakannya dalam percakapan.

"Sepintas sekolah kami sangat mahal untuk ukuran Balikpapan. Tapi para orang tua tidak perlu lagi memasukkan anaknya ke les Bahasa Inggris, kursus komputer, dan mencari guru mengaji. Di sini sudah ada kami sediakan," kata Maryam.(*/an)

Kaltim Post

Tidak ada komentar: